Sekarang kita lanjut ke sesi 3 dengan topik Bagaimana Mendukung Ayah menjalankan perannya agar menjadi Ayah yang PARENTS-READY.
Q :
Untuk menjadi Ayah yg Parents-Ready sebenarnya sama saja dengan menjadi Bunda yg Parents-Ready. Seperti yg telah dibahas, Ayah dan Bunda itu adalah "tim" dalam membesarkan si Kecil. Ayah Parents-Ready itu adalah Ayah yg memberikan positive role model, Ayah yg mengetahui siapa si Kecil, Ayah yg memberikan kesempatan kepada si Kecil, Ayah yg mendukung perkembangan kepercayaan diri dan konsep diri yg positif.
Q : Bgmn cara agar ayah tdk merasa terbebani untuk menjd ayah life ready? Karna sang bunda yg harus bkerja out home, ayah wirausaha d rmh
Pertama-tama, mungkin Bunda bisa memberikan apresiasi kepada si Ayah. Dan mungkin Bunda bisa memberikan tips-tips yg biasa Bunda lakukan dalam mengasuh si Kecil yg dapat dengan mudah diterapkan oleh Ayah. Dan mungkin saja Ayah tidak merasa terbebani, tapi Bunda berfikir Bunda membebani Ayah. Dan mungkin hal ini perlu ditanyakan kepada Ayah, apakah Ayah merasa kewalahan, mungkin bisa dibicarakan dengan Bunda. Beri dukungan juga kepada si Ayah ya, Bunda..'
Q : siang dok. anak saya laki2, (27bln) sgt dekat dg saya,ibu. dia sama sekali tidak mau sama ayahnya. bahkan bangun tidur pun harus sm ibu,jika saat bangun tidur yg ia jumpai ayahnya,pasti menangis sambil pergi mencari ibu. padahal si ayah selalu berusaha dekat dg anak, bahkan sangat sayang. malah dg pamanya yg jarang ketemu,cepat sekali dekat.kalo diajak mau.
Mungkin pendekatannya harus secara pelan-pelan, Bunda. Kepada si Ayah untuk sabar, jangan berkecil hati, dan jangan menyerah. Terakdang Ayah mungkin harus lebih memantau dari jauh, dan pelan-pelan melakukan pendekatan terhadap si Kecil. Jika si Kecil menolak, mungkin Ayah dapat menggunakan Bunda, karena si Kecil dekat dengan Bunda, untuk berinteraksi bertiga. Dan perlahan-lahan jika anak sudah merasa nyaman, Bunda bisa meninggalkan si Kecil dengan si Ayah. Tetapi jangan memaksa jika si Kecil menolak ataupun sampai menangis
Q :
Anak terkadang memerlukan waktu dengan salah satu orangtuanya, seperti having a date dengan Ayah, atau having a date dengan Bunda. Jadi si Kecil tidak harus selalu bersama kedua orangtuanya, dan di mana hal ini dilakukan secara rutin, sangat bermanfaat untuk anak dan kedekatan dengan Bunda dan Ayah akan terbina.
Q :
Bunda, boleh bertanya, memang pernah ada peristiwa yg kurang menyenangkan dengan Ayahnya sebelumnya? Karena banyak faktor yg bisa mempengaruhi reaksi si Kecil pada si Ayah, salah satunya mungkin pernah terjadinya trauma, dll. Mungkin bisa konsultasi dengan profesional juga ya, Bunda
Q :
Peran Ayah dan Bunda sama pentingnya dalam mengajarkan regulasi emosi pada anak. Self regulasi ini biasanya terbina dengan cara modelling yg dilakukan oleh kedua orangtua. Contohnya jika Ayah dan Bunda memiliki regulasi emosi yg cukup baik, anak akan belajar melalui apa yg dia lihat sehari-hari pada Bunda dan Ayahnya. Jadi, perkembangan regulasi tidak hanya menjadi peran Bunda, tetapi peran Ayah sangat besar dalam pembinaan regulasi emosi.
Q :
Mungkin Ayah dapat dianjurkan untuk lebih sensitif terhadap anak. Terkadang anak tidak mengerti perlakuan Ayah itu bercanda, dan mungkin Ayah dapat mengekspresikan rasa sayangnya terhadap si Kecil dengan lebih sensitif dan mempertimbangkan tempramen anak.
Q :
Peran Ayah sangat penting bagi perkembangan si Kecil secara keseluruhan - kognitif, emosi, sosial, bahasa, dll. Riset menyatakan, si Kecil yang memiliki kedekatan emosional yg erat dengan Ayah cenderung memiliki konsep diri dan kepercayaan diri yang positif, merasa aman ("securely attached"), berani untuk mengeksplorasi lingkungannya, memiliki tingkat kecerdasan yg tinggi, dan kemampuan bahasa yg cukup baik. Maka dari itu, pengasuhan si Kecil tidak hanya menjadi tanggung jawab Bunda, tetapi pengasuhan si Kecil merupakan partnership antara Bunda dan Ayah.
Sebenarnya kedekatan secara emosional ataupun perhatian yg diberikan Ayah lebih penting dari materi yg diberikan. Terkadang anak tidak mengingat materi apa yg diberikan, tetapi sangat mengingat waktu-waktu yg di mana anak melakukan aktivitas dengan Ayah. Hal ini bisa disampaikan kepada Ayah.
Q :
Halo Ayah, sudah ditunggu-tunggu komentar dari seorang Ayah di sini, hehehe.. Jika Ayah berada di rumah, ataupun Ayah tidak sedang bekerja, gunakan waktu itu untuk bersama si Kecil. Mungkin Ayah bisa meminta Bunda untuk berjalan-jalan atau beristirahan, dan Ayah "mengambil alih" peran Bunda. Dan yg penting, Ayah, kualitas bukan kuantitas ya.
Q :
Walaupun benar seorang anak membutuhkan kedua orangtuanya, tetapi terkadang keadaan tidak memungkinkan ya. Dan tentunya peran Bunda akan sangat besar dalam pengasuhan si Kecil tanpa adanya Ayah. Yg paling penting untuk diingat adalah si Kecil memerlukan seseorang yg menyayanginya yg dapat memberikan rasa aman. Yg ia tahu, jika ia memiliki masalah, ia memiliki Bunda, dan hal ini akan sangat membantu perkembangan si Kecil. Akan tetapi jika ada anggota keluarga ataupun teman dekat yg dapat melengkapi figur Ayah dan menjadi role model yg positif untuk anak, seseorang ini dapat mengisi sosok Ayah yg tidak ada dalam kehidupan si Kecil.
Q :
Memanjakan boleh-boleh saja, asalkan dalam ukuran dan batasan yg wajar. Kemungkinan besar, Ayah memiliki kedekatan yg lebih dekngan anak lelakinya, dan mungkin kedekatan ini bisa diartikan atau dilihat sebagai perilaku memanjakan. Mungkin perlu sebagai partner, Bunda membicarakan dengan Ayah, ekspektasi apa yg Bunda dan Ayah miliki terhadap ketiga anak. Dan hal ini diterapkan kepada ketiga anak secara konsisten, jadi tidak hanya berfokus terhadap anak laki-lakinya saja.
Tamat. Semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment