"Namanya juga gratis!"
Saya sering sekali mendengar, bahkan saya sendiri juga sering mengucapkan kalimat tersebut. Sebuah kalimat yang terkesan pasrah. Kalau yang namanya dapet barang gratisan, gak usah protes. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, apakah kita bisa selalu berkata seperti itu untuk sesuatu yang gratis?
Beberapa hari lalu saya pergi ke supermarket. Ketika sedang mengantri di kasir, seorang ibu yang ada di depan saya sedang melakukan protes.
"Gimana, sih, Mbak! Saya udah bolak-balik belanja di sini, tapi setiap kali saya tagih hadiahnya selalu aja dibilang stoknya sedang habis. Padahal promonya masih lama banget, masa' udah habis trus gak di stok lagi!"
Kasir tersebut terdengar beberapa kali meminta maaf tapi juga gak bisa memastikan kapan produk gratis itu akan ada lagi. Saya sempat melihat pengumuman promo yang ditempel dekat kasir. Saya kurang baca secara detil seperti apa bentuk promonya, yang pasti berhadiah tempat penyimpanan makanan dari merek yang udah lumayan terkenal di pasaran. Dan berlaku hingga tahun 2014 (lupa bulannya. Maret atau Mei gitu, deh).
Keluar dari supermarket itu, saya jadi mikir, kayaknya hal kayak gitu sering terjadi dimanapun. Ketika pelanggan minta hadiah gratis yang dijanjikan, suka ada aja jawaban, "Maaf stoknya lagi kosong".
Mungkin benar stok saat itu habis, tapi kalau inget lagi protes ibu itu yang katanya udah beberapa kali balik ternyata stoknya abis terus. Ditambah lagi promo tersebut masih cukup lama berlangsungnya. Pertanyaannya apa penjual gak melakukan prediksi berapa stok yang harus tersedia? Harusnya, sih, ada.
Haruskah kita sebagai konsumen pasrah dengan berkata, "Namanya juga gratisan!"? Tunggu dulu ... Penjual melakukan sebuah promo pasti ada tujuannya. Apalagi kalau bukan untuk meningkatkan angka penjualan? Dan kita sebagai pembeli bisa tertarik dengan promo tersebut kalau hadiahnya memang kita suka. Makanya gak heran kalau penjual suka melakukan promo yang fantastis untuk menarik pembeli, syukur-syukur kalau bisa lebih konsumtif.
Berarti sah-sah aja, kan, kalau ada pelanggan melakukan protes kalo gak bisa mendapatkan barang yang udah dijanjikan, ya. Kan, belanja di sana juga mungkin karena tertarik sama promonya. Tapi dengan catatan protesnya jangan pake ngamuk :D
biasanya stoknya memang dikit,promonya yang gede2an hehe....
ReplyDeleteDuh memang nyebelin, tapi mau gimana lagi mbak. Sangat disayangkan yah, bener kata Mbak, itu menjadi salah satu daya tarik kita untuk berbelanja di sana.
ReplyDeletemungkin lebih enaknya beli yang diskon daripada promo gratis barang. seringnya emang ngga ada stok :)
ReplyDeleteKalau kaya gitu sih kita berhak protes mbak, toh sebenernya barang itu ga bener-bener gratis kan? Kan kita harus belanja disitu sebagai bayarannya. Saya juga pernah tuh mau nukerin stiker dengan hadiah pisau disalah satu gerai supermarket besar tapi stok pisau yang saya mau ternyata kosong. Solusinya? Pindah ke gerai lain yang stoknya masih ada :p
ReplyDeletevisit my blog: kimva4ever.blogspot.com
Hayyo yang punya gerai perhatikan suara konsumen.
Deleteduh.. klo serius promo hrsny serius jg ya nyediain brg gratisannya..
ReplyDeleteKalo sekarang di salah satu market ada promo dengan ngumpulin stiker... Istri saya ikutan karena promonya barang bagus. Moga aja gak 'habis stok' pas stiker kekumpul
ReplyDeletehihihii
sepertinya gak serius ngadain promonya ya...
ReplyDeleteprotesnya jangan pake ngamuk
ReplyDeleteSetuju banget ...
Dan jangan sampai ... promotion initiatives ini berubah berbalik arah ... menjadi bumerang yang membunuh mereka ...
gara-gara kehabisan stock ... atau tidak dihitung secara seksama ...
sekali konsumen kuciwa ... maka dia akan cerita pada (paling tidak) tujuh orang lainnya ... bahkan lebih ... (apa lagi kalau dia punya blog)
hahahaha
Salam saya Chi
Hehee..bingung mo komen apa? aku pernah berada di pihak yang memberi dan pihak yang menerima hadiah gratis itu *
ReplyDelete