Akun samaran yang saya maksud adalah saya gak tau sosok dibalik akun ini. Untuk beberapa alasan yang kita tidak tahu, si pemilik akun benar-benar menutup diri tentang kehidupan pribadinya. Bahkan, apakah si pemilik akun itu perempuan atau laki-laki saya tidak tahu.
Ada satu orang pemilik akun samaran yang saya add. Saya ingin berteman dengannya lebih memakai feeling aja. Selama ini, saya suka dengan note-note FB yang dia tulis. Suka dengan pemikiran-pemikirannya. Dan, pembicaraan kami selama ini juga lebih banyak berdiskusi walau kadang diselingi dengan candaan.
Sampai suatu hari, dia menginbox saya dan beberapa teman untuk meminta saran sekaligus sedikit membuka 'kedoknya'. Ternyata, dia adalah seorang calon ayah. Istrinya akan melahirkan. Sebagai calon ayah, dia merasa tegang. Persiapan apa yang harus dilakukan? Dia meminta saran kepada kami melalui inbox, karena kami sudah memiliki anak. Jadi, dianggap punya pengalaman. Tapi, dia minta ceritanya jangan disebar ke luar.
Ketika anaknya lahir, dengan gembira dia menyampaikan kepada kami melalui inbox, tentu aja dengan pesan-pesan supaya kami tetap merahasiakan identitasnya. Ternyata, salah seorang dari kami, memberikan ucapan selamat ke wall FBnya dan gegerlah dunia
"Yang namanya kabar baik itu gak boleh dirahasiakan. Gak baik nanti," kata teman saya yang mengucapkan selamat di wall ketika mendapat teguran di inbox atas sikapnya.
Saya setuju dengan teman saya, kalau kabar baik boleh disebarkan. Tapi, ada juga yang namanya privasi dan menjaga kerahasiaan. Dan kita diamanatkan untuk jaga rahasia.
Saya gak tau apa alasan si pemilik akun samaran ini merahasiakan identitasnya. Bukan hak saya juga untuk memaksanya membuka identitas. Tapi, kalau dia memberi amanat ke saya untuk merahasiakan identitasnya, maka itu yang saya lakukan sekalipun kabar baik yang saya terima. Ini masalah kepercayaan.
Dunia maya sebetulnya gak ada bedanya dengan dunia nyata. Ada saatnya dimana kita bisa blak-blakan, ada juga hal-hal yang harus dirahasiakan. Makanya di dunia maya pun ada ruang rahasia. FB memuat inbox, twitter membuat DM, dan media sosial lainnya saya rasa juga ada ruang rahasianya. Gak semua hal bisa kita sebar seenaknya walopun itu berita baik.
Ketika akun samaran ini akhirnya bertubi-tubi mendapat ucapan selamat, dia sama sekali gak membalas. Entah kecewa, atau tetap berusaha merahasiakan walopun udah sedikit terkuak. Kalau saya yang mengalami, mungkin saya akan sedikit kecewa.
Setujuuu Mbak Myr.. soalnya mau itu di dunia maya atau di dunia nyata ya tetep aja kan melibatkan manusia yang punya perasaan.. *tsaaaahh~*
ReplyDeleteDan iya juga ya, kalau kita dimintai untuk jaga rahasia, walaupun rahasia nya kita anggap cetek, ya sebaiknya dijaga aja rahasianya ^^
iya mak setujuuuu.....
ReplyDeletebagiku duniamaya itu cerminan dunia nyata
kalo saya bikin lagi Mak, tapi tetep kecewa lah, sebetulnya dari situ kita tau mana teman yyg bisa jaga rahasia mana yang kurang bisa.. :)
ReplyDeletedunia maya dan dunia nyata sama aja ternyata ya Mak Chi, tetep aja ada yg suka gak amanah :)
ReplyDeleteKalau mau benar-enar tersamar wall nya jangan diberi ruang untuk siapapun menulis apapun di wall nya.
ReplyDeleteAtau, ya jangan masuk FB
Salam hangat dari Surabaya
Mmm... whatever it's reason,
ReplyDeletesebaiknya kita saling menghargai.
kunjungan perdana dan salam perkenalan, betul sekali,saya sangat setuju mbak. ditunggu kunjungan baliknya ya mbak, barangkali mbak punya adik,keponakan, atau anak mungkin anak yang masih kecil, saya menawarkan vcd pembelajaran anak2, sangat cocok sekali untuk mendidik dan membangun karakter serta moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan semoga mbak tertarik ^_^ trm kasih
ReplyDeleteKalau saya gak mau mak, add orang di fb yang gak jelas siapanya :p atau yang tersamar gitu, kecuali lolos pemantauan saya, hehe..
ReplyDelete