Foto bersama teman-teman seangkatan saat SD dan guru-guru saat saya SD yang masih mengajar di sana.
Permainan Tradisional. Dulu waktu zaman saya SD, belum mengenal segala gadget seperti anak-anak sekarang. Permainan yang sering kami lakukan adalah permainan tradisional. Sebut saja lompat tali, galah asin, benteng, engklek, ular naga, dan masih banyak lagi. Setiap hari tidak ada yang namanya berdiam diri ketika jam istirahat tiba. Selalu bermain permainan tradisional bersama banyak teman. Kalau dipikir-pikir sehat sekali anak-anak sekolah pada saat itu karena selalu bergerak. Selain berolaraga, permainan tradisional juga mengajarkan kebersamaan dan untuk beberapa permainan juga mengajarkan kerjasama dengan teman satu tim.
Belajar Budaya. Walaupun saya bersekolah di Jakarta tapi angklung adalah mata pelajaran yang wajib kami ikuti di sekolah. Guru angklungnya galak banget, lho. Tapi gak membuat hati kami ciut. Pelajaran angklung tetap menjadi mata pelajaran yang paling menyenangkan. Sekolah kami juga langganan juara untuk perlombaan angklung. Ini pasti berkat jasa beliau-beliau, guru-guru kami yang sudah sangat disiplin.
Rasa Aman dan Udara Segar. Dulu setelah jam sekolah selesai, saya dan teman-teman seringkali berjalan-jalan bersama-sama dulu. Kadang main di taman proklamasi yang cukup dekat dengan sekolah, tapi kadang main sampai daerah Cikini. Kalo sekarang saya melewati lokasi itu, ternyata kami jauh juga mainnya dan gak ada satupun orang dewasa yang mendampingi. Tapi saat itu rasanya aman-aman saja. Kami pun selalu bergerombol berjalan kaki, tidak ada rasa kepanasan sama sekali. Udara Jakarta saat itu rasanya tidak seterik zaman sekarang. Udara yang terik juga jadi penyebab, anak-anak enggan ke luar rumah lebih suka bermain games atau menonton televisi di rumah.
Ketiga hal itu yang paling bikin saya kangen dengan masa kecil. Tiga hal yang sudah mulai langka di zaman sekarang. Anak-anak zaman sekarang lebih akrab dengan gadget daripada permainan tradisional, lagipula lapangan untuk bermain pun semakin berkurang. Lebih suka menonton televisi dengan budaya modern daripada kebudayaan daerah. Kejahatan terhadap anak-anak juga semakin membuat orang tua menjadi parno. Miris.
Karena tidak ingin anak-anak saya hanya sekedar tahu dari cerita saja tentang masa kecil orang tuanya, saya pun mengajak anak saya untuk bisa ikut merasakan karena mereka berhak untuk itu. Beberapa permainan tradisional saya ajarkan. Memang, sih, gak semua karena keterbatasan lahan dan juga teman bermain untuk bermain permainan tradisional. Ternyata anak-anak saya senang sekali. Mereka bisa lupa dengan gadget kalau sedang bermain permainan tradisional.
Saya juga mencoba mengenalkan kebudayaan daerah keada anak-anak. Terbantu dengan adanya internet untuk mencari info. Mendengarkan CD yang berisi lagu-lagu daerah dan ternyata mereka suka. Mengajak mereka ke tempat-tempat budaya. Seperti beberapa waktu lalu kami jalan-jalan ke saung angklung udjo. Kami berharap suatu saat bisa jalan-jalan lagi ke banyak daerah untuk melihat langsung budaya di masing-masing daerah.
Rasa parno juga sempat melanda saya, tapi saya gak ingin terlalu protektif kepada anak. Ada saat-saat tertentu seperti mengantar jemput sekolah atau bepergian masih saya temani. Tapi untuk beberapa hal saya juga harus kasih kepercayaan kepada anak-anak. Mengajarkan mereka untuk bisa menjaga diri sendiri.
Selain rasa aman ketika bepergian, saya juga kangen dengan udara pada zaman dahulu. Jakarta memang dari dulu udaranya selalu panas, tapi rasanya dulu tidak seterik sekarang. Dan mungkin itu juga yang bikin orang tua suka melarang anak-anaknya untuk keluar rumah. Lebih memilih memberi gadget. Udara yang terlalu terik, cuaca gak menentu, banyak polusi, yang ujung-ujungnya khawatir kesehatan anak akan terganggu.
Memang udah bukan rahasia lagi kalo cuaca zaman sekarang sudah rusak. Untuk mengembalikannya terntu saja perlu ada kesadaran dari semua pihak termasuk dari perusahaan besar untuk membuat gerakan cinta lingkungan atau go green.
Kendaraan bermotor termasuk yang paling sering dituding sebagai penyebab utama pencemaran udara. Gas buang dari kendaraan bermotor juga banyak mengandung zat-zat yang membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu senang sekali rasanya ketika mengetahui kalau pertamax termasuk bahan bakar yang ramah lingkungan karena tidak mengandung timbal dan beroktan tinggi.
Saya membayangkan kalau semua individu dan juga perusahaan sebesar pertamina sudah mempunyai pikiran go green, kualitas udara akan kembali membaik. Udara menjadi sejuk. Anak-anak pun akan dengan senang hati bermain ke luar rumah. Dan bisa jadi permainan tradisional akan hidup kembali. Selain itu kualitas udara yang baik juga akan menciptakan generasi yang baik. Jadi langkah yang dilakukan pertamina dengan pertamax tidak hanya menyelamatkan lingkungan tapi juga membuat generasi berikut menjadi lebih baik.
Keengganan beberapa masyarakat menggunakan pertamax dengan alasan harganya yang mahal, harusnya diimbangi dengan semakin seringnya mensosialisasikan manfaat pertamax. Kalau masyarakat sudah menyadari bahwa penggunaan pertamax memunpunyai manfaat yang sangat besar, keengganan masyarakat untuk tidak mnggunakan pertamax bisa berkurang bahkan hilang.
Setiap zaman akan terjadi perubahan. Dan sebagai manusia harus bisa beradaptasi. Dengan segala permasalahan di setiap zaman, tetap ada hal positifnya. Tidak ada yang salah dengan segala sesuatu yang modern tapi juga sebaiknya hal-hal baik di masa lalu jangan sampai hilang. Apapun itu saya tidak ingin merampas hak anak-anak, terutama anak-anak saya. Mereka berhak untuk bermain dan menikmati masa kanak-kanaknya.
Selamat hari anak! Semoga kehidupan anak-anak khususnya di Indonesia semakin baik. Semakin banyak anak Indonesia yang tersenyum dan menikmati masa kecilnya.Kalau saya dulu punya hak menikmati masa kecil dan terkenang hingga sekarang, maka anak-anak zaman sekarang pun berhak yang sama. Kalau saya dan Pertamina sudah bergerak dengan tidak ingin merampas hak anak-anak untuk menikmati masa kecilnya dengan peduli terhadap lingkungan berkualitas, bagaimana dengan teman-teman? :)
Tulisan ini diikut sertakan untuk lomba blog @PertamaxIND #ApaIdemu bulan Juli dengan tema "All About Childhood yang Tak Terlupakan"
Gedungnya nggak berubah sampai sekarang... :`(
ReplyDelete