Monday, March 30, 2015

Selfie Story - Demi Pencitraan

Yah, walopun gak tinggi-tinggi amat manjatnya, tapi selfie dari atas pohon juga butuh teknik sendiri *tsaaah :D*

Ini bukanlah sebuah cerita tentang mimpi yang terwujud. Tapi, cerita tentang pencitraan. Iya, pencitraan hehe...

Jadi, ceritanya begini...

Dulu, gak pernah sedikitpun terlintas dalam pikiran saya kalau suatu saat nanti akan merasakan yang namanya naik gunung. Saya memang suka jalan-jalan, tapi naik gunung? Duh... Mikir sejuta kali!

Tidur di tenda? Hmmm... gak apa-apa, lah.
Bawa ransel berat? Kuaaattt... Kuaaaattt... *ngoceh sambil mikir*
Fisik? Iya kuaaaat *tambah mikir sambil ngos-ngosan*
Toilet? Nah! Ini yang paling bemasalah. Kalau naik gunung, urusan toilet gimanaaa? Heuu...

Waktu masih kuliah, temen-temen kampus suka ada aja yang heran. Kok, bisa anak gunung (suami saya) pacaran sama anak kota (saya)? Saya paling nyengir aja kalau ada yang nanya gitu. Ya, abis gimana lagi, namanya juga cinta hahaha.

Ketika kami akhirnya menikah, selera kami untuk yang satu ini tetap berbeda. Saya tetap gak tertarik dengan kegiatan outdoor seperti itu, sedangkan suami sebaliknya walopun dia sendiri kemudian mengurangi kegiatan outdoornya setelah menikah.

Saat anak pertama berusia sekitar 1 tahunan, suami ngajakin camping. Saya terdiam. Menyadari diamnya saya, suami langsung mengatakan kalau ini campingnya sangat nyaman, termasuk toiletnya. Ya, sejak itu kami sekeluarga jadi lumayan sering camping. Tapi, camping manja karena ada listrik dan kasur di dalam tenda. Toiletnya juga bagus dan bersih :D

Setahun lalu, kira-kira awal tahun 2014, suami mengungkapkan keinginannya mengajak anak camping di Gunung Gede. Saya tau, seandainya saya menolak, suami juga gak akan memaksa. Tapi, setelah saya pikir-pikir rasanya gak adil juga buat suami. Selama ini, dia banyak mengalah. Termasuk belum pernah mengajak anak-anak camping yang sebenarnya. Kalau kegiatan outdoor lainnya, sih, udah pernah. Misalnya caving ke goa Jomblang, tapi penginapannya kan bagus. Nah, kalau camping beneran anak-anak belom pernah.

Gak mungkin juga, membiarkan anak-anak jalan cuma sama ayahnya. Anak-anak pasti gak akan mau. Mereka pasti mengharuskan bundanya ikut. Nah, disinilah pencitraan baru dimulai.

Kekhawatiran yang saya ceritakan di awal jangan sampai mempengaruhi anak-anak. Saya justru harus memotivasi dan memberi mereka semangat. Bilang kalau kita bakal jalan-jalan seru asalkan semuanya happy. Dari awal, kami libatkan mereka. Menyiapkan perbekalan hingga masing-masing bawa ransel.

Saya bisa menutup kekhawatiran tentang urusan toilet di depan anak-anak, tapi tidak dengan fisik. Di luar dugaan, justru anak-anak fisiknya kuat. Saya yang ngos-ngosan banget. Sebentar-sebentar berhenti. Jadilah saya diledekin sama anak-anak dan suami. Kalau udah gini, susah mau pencitraan pura-pura kuat hehehe.

Setelah mendaki selama 8 jam, sampailah kami di Alun-alun Surya Kencana. Rasa cape langsung hilang seketika. Apalagi melihat padang edelweiss yang sangat luas. Speechless...

Kami mendirikan tenda dan bermalam di sana. Walopun gagal sampe puncak Gunung Gede, mencapai Alun-alun Surya Kencana udah prestasi sendiri buat saya. Akhirnya, saya naik gunung juga hahaha. Kekhawatiran saya selama ini, bisa saya lawan :)

Anak-anak pun senang banget. Malah sampe sekarang mereka minta diajak berpetualang lagi. Saya berpikir, sesekali sebagai orang tua memang perlu pencitraan. Apalagi kalau antara suami dan istri punya hobi yang berbeda.

Apa jadinya kalau saya bilang ke anak-anak kalau naik gunung itu gak asik karena begini begitu? Sangat gak adil buat suami karena memperkecil peluangnya untuk mengenalkan dunianya pada anak. Gak adil juga buat anak karena tidak dikasih kesempatan untuk merasakan kedua dunia dan membiarkan mereka memilih. Itulah kenapa saya selalu berusaha mencitrakan diri tetap semangat kalau mengajak mereka berpetualang. Walopun dalam hati deg-degan beraaat hehehe. Yang penting anak-anak senaaang. Dan, saya akhirnya naik gunuuung! :)

Hmmm.. Enaknya kemana lagi, ya? Kayaknya udah lama juga kami sekeluarga gak berpetualang. Enaknya, sih, punya Windows Phone Ascend W1 dari Smartfren dulu. Kamera 5 megapixelsnya cukup lumayan buat selfie, dong. Yeaah! Sekarang ini selfie adalah sebuah kewajiban :p

Baca buku dengan hamparan edelweiss di depan mata dan langit biru. Walopun ngos-ngosan, rasanya pengen mengulangi lagi :)


http://www.smartfren.com/ina/home/

Wednesday, March 25, 2015

Saya, Blogging, dan Samsung GALAXY Note Edge

 Sumber: web samsung

"Yah, beliin kamera DSLR, doong..." rengek saya kepada suami.

"Pake aja kamera yang ada. Ribet sendiri nanti pake DSLR." Suami selalu memberikan jawaban yang sama setiap kali saya meminta DSLR.

Saya senang memotret. Bukan ahli, sih. Cuma sekedar senang aja. Dan, pengen juga bisa menghasilkan foto yang bagus untuk kemudia saya upload di blog atau di social media yang saya miliki. Di pikiran saya, kamera DSLR akan membuat objek-objek yang saya bidik akan bagus. Yup! DSLR memang bagus. Tapi, suami merasa saya akan ribet sendiri kalau jalan-jalan bawa DSLR. Makanya, dia membelikan camera digital untuk saya bawa kemana-mana.

Awalnya, saya suka sedikit kecewa karena keinginan punya DSLR gak juga dipenuhi. Tapi, lama-lama, benar juga apa yang dikatakan suami saya. Jangankan bawa DSLR, bawa camera digital aja masih bikin saya sedikit ribet dan kurang puas.

Membawa camera digital memang praktis, tapi aktivitas saya di dunia maya yang cukup tinggi, membuat keinginan saya berubah. Kali ini, saya sangat menginginkan punya smartphone dengan kualitas yang sangat bagus. Dimana saya bisa memotret sekaligus bisa langsung upload hasil foto ke social media.

Terlebih sejak saya datang ke sebuah acara dimana pembicaranya adalah mas Teguh Kadarisman, seorang traveler writer andal. Kalau melihat hasil fotonya yang seringkali bagus, saya cukup terkejut ketika Mas Teguh mengatakan kalau salah satu kamera andalannya justru sebuah smartphone. Ugh! Makin kepengen saya memiliki smartphone dengan kamera yang berkualitas bagus.

Keinginan saya memiliki smartphone android yang bagus semakin menggebu-gebu. Pengen bangeeettt! Blogging juga sudah menjadi passion saya. Hampir tiada hari tanpa blogging. Gadget merupakan salah satu 'senjata' para blogger. Itulah kenapa saya kepengen banget punya gadget yang bagus kualitasnya.

Mulai, deh, saya browsing mencari berbagai info smartphone android yang sesuai dengan keinginan. Samsung tentu saja brand yang paling saya cari. Menurut saya dan suami, untuk kelas android, samsung adalah rajanya.

Saya lalu menemukan info tentang Samsung GALAXY Note Edge. Wah! Keren banget! Khayalan saya langsung melayang, seandainya punya phablet ini... Apa yang akan saya lakukan?Apa yang akan saya lakukaaan...? Duh! Baru mengkhayal aja udah bikin saya melonjak-lonjak gini

Pamer, doong..

 www.kekenaima.com - blog parenting saya


www.jalanjalankenai.com - blog traveling yang saya punya

Lagi pengen semakin memaksimalkan kedua blog yang saya miliki itu. Maka, saya harus punya langkah-langkah baru. Salah satunya dengan mencari gadget baru.

Ih... Kok, pamer? Maksudnya, supaya yang lain iri?

Sejujurnya ... Iya. Ups! Hehehe... Tapi, sebagai blogger, pamer yang saya lakukan harus elegant, dong. Saya akan bikin postingan dengan foto-foto hasil jepretan Samsung GALAXY Note Edge. *Review terselubung hehe.*

Saya langsung jatuh cinta melihat tampilan layar Samsung GALAXY Note Edge yang melengkung. Unik banget! Berbagai aplikasi yang kita install, nanti ada di bagian yang melengkung itu. Jadi, gak menuh-menuhin layar. Yang merasa jarinya kegedean (kayak saya hehe) gak perlu khawatir, karena ada tambahan S Pen Stylus. Kayaknya, saya bisa cobain ngeblog atau blogwalking dengan phablet ini. Karena selama ini saya selalu melakukannya di laptop atau pc.

Seperti yang saya tulis di paragraf atas, aktivitas yang cukup tinggi di dunia maya, membuat saya sering share foto di berbagai social media. Dengan kualitas primary camera 16mp, saya yakin hasilnya bakal bagus tanpa ditambah aplikasi apapun. Secondary camera yang 3,7 mp juga lumayan bagus kualitasnya pasti. *Yuhuuu! Selfiiiee! ^_^*

Beberapa hari lalu, seorang teman memotret saya menggunakan smartphone saya dan juga smartphone miliknya. Hasilnya ... Beda banget kualitasnya. Bagusan foto dari smartphone dia. Langsung, dong, saya tanya-tanya merk hapenya. Nah, kalau nanti saya punya sambung galaxy note edge, kan, saya juga bisa kayak temen saya. Kalau ada yang nanya, saya bisa kasih tau merk hapenya.

Ditambah lagi videonya. Dengan resolusi 2K, yakin bakal cakep hasil rekamannya. Trus, dual video pula. Jadi, saya bisa merekam keadaan sekitar di depan saya, sekaligus wajah saya juga bisa terekam ketika mereportase. Jadi, makin semangat ngerekam buat bahan reportase. Kalau perlu jadi VLogger sekalian, ah.

Konektivitas bakal lancar jaya, nih!

Aktivitas saya di dunia maya, gak cuma sekedar share foto. Beberapa kali diundang ke acara blogger gathering, suka kesal dengan smartphone saya yang kurang bisa diajak kerjasama. Sering lambat kecepatan internetnya. Padahal seringkali kalau blogger gathering gitu ada lomba live tweet, dimana hadiahnya bikin mupeng beraaat. Tapi, karena koneksi internet yang lambat, seringkali saya memilih berhenti untuk ikutan. Memilih untuk mencatat secara manual saja semua rangkaian acara yang saya ikuti *serasa jadul banget kalau udah begini :D*

Konektivitas Samsung GALAXY Note Edge dimulai dari 2G hingga yang super cepat saat ini, yaitu 4G LTE. Dengan SIM Card yang juga 4G, saya rasa akan saling mendukung. Dan, membuat kecepatan internet di phablet ini seperti yang butuhkan. Rasanya, saya akan pun bisa lancar jaya ketika melakukan live tweet. Semoga rezekinya juga lancar jaya. Aamiin.

Bodynya pas, tapi kapasitasnya besar

Masih punya 2 anak dimana saya belum mengizinkan mereka untuk punya smartphone pribadi, membuat saya harus rela sesekali handphone dipakai mereka. Biasanya mereka pakai untuk main game. Tapi, saya suka rada cerewet kalau udah kebanyakan aplikasi yang diinstall. Irit aplikasi, deh!

Memori internal 32 dan 64 GB, ditambah lagi memori dari kartu micro SD yang bisa mencapai 128 GB, itu rasanya WOW banget! Dengan kapasitas segitu besar, bisa lebih banyak banyak game, foto, musik, dan aplikasi lainnya yang bisa saya install di phablet ini.

Samsung GALAXY Note Edge ini sizenya phabletnya pas buat saya. Saya katakan pas, karena kalau lihat dari sizenya masih nyaman untuk digenggam. Dimensi 151.3 x 82.4 x 8.3 mm dan berat 174 gr, pas lah sizenya. Tapi, kapasitas memorinya besar. Jadi kalau diibaratkan tas, bentuknya gak gede-gede banget, Kelihatan cantik, tapi segala bisa masuk ke dalamnya

Zaman HD dan bye-bye minyak menempel

Sekarang udah zaman HD. Ketika saya menonton tv dengan channel HD dan tidak, terasa banget beda kualitasnya. Yang HD itu jauh lebih bersih dan jelas. Kadang, saya suka juga skype sama suami. Padahal dia lagi di kantor ajah. Tapi, namanya juga pengen sesuatu yang berbeda, sekedar nelpon aja gak cukup hehe. Kalau kualitas tampilannya bagus, bakal lebih asyik dan sering-sering ini ngobrol sama suami. Bakal lebih sering streaming di youtube. Apalagi putri saya sekarang lagi demen masak dengan berguru sama youtube. Bakal tambah rajin masaknya, nih. Kualitas layar yang bagus ini karena Samsung GALAXY Note Edge menggunakan layar tipe super AMOLED dan Gorilla Glass 3 untuk proteksi.

Smartphone dan phablet zaman sekarang yang umumnya layarnya lebar-lebar dan touchscreen itu, suka bikin saya sebel juga. Abis minyak dari wajah (setelah telponan) atau jari (setelah menyentuh layar) seringkali menempel. Suka agak sulit bersihnya kalau udah berminyak. Karena Samsung GALAXY Note Edge udah pake proteksi Gorilla Glass 3 untuk layarnya, saya udah gak kesel kalau ada minya yang menempel. Karena gorilla glass ini mudah dibersihkan.

Kunci smart itu ada di otak

Suami saya seringkali mengingatkan kalau belanja itu harus ada prinsip "Ada harga, ada kualitas". Jadi, jangan cuma sekedar gaya bisa beli barang mahal. Kualitas harus ada. Dan, lebih bagus lagi kalau apa yang kita beli itu bisa bermanfaat.

Saya setuju dengan pendapat suami. Itulah kenapa niatan utama kenapa saya pengen banget punya Samsung GALAXY Note Edge ini memang untuk kerja. Semakin hari, saya semakin serius dengan dunia blogging. Makanya, ketika saat ini saya sedang mencari smartphone atau phablet yang memang sedang sangat saya butuhkan, saya gak bisa langsung asal memilih.

Saat ini di rumah saya, ada 1 buah Samsung GALAXY tab yang udah cukup jadul tapi masih berguna karena awet, cuma sayang aja gak bisa dipake buat telpon. Trus, ada juga 1 buah smartphone samsung. Kualitasnya juga cukup bagus, tapi saya pengen yang lebih lagi. Makanya, saya pengen banget punya Samsung GALAXY Note Edge. Karena perpaduan dari handphone dan tablet (phablet). Kalau udah gini, kan, praktis saya bawanya. Gak usah kebanyakan gadget.

Hmmm.. ini phablet memang bisa merubah keinginan saya untuk punya DSLR. Udah gitu walopun katanya batterenya kecil (3000 mAh), tapi karena otaknya yang smart, bisa bikin awet. Bawa 1 power bank untuk jaga-jaga aja kayaknya bakal cukup banget, yaaa :)

 Ada smartphone, kamera digital, dan video recorder. Semoga 3 barang yang selalu saya bawa kemana-mana ini, bisa menjelma menjadi 1 barang, yaitu Samsung Galaxy Note Edge. Semogaaa...

Jujur aja, nih, waktu saya memilih hape, yang saya lihat pertama kali itu kamera. Karena kalau telpon dan sms, udah standar banget, ya. Koneksi internet, awalnya tidak terlalu saya pertimbangkan karena sering di rumah. Jadi, lebih memilih pakai pc atau laptop. Ketika, mulai sering keluar rumah untuk urusan kerjaan, baru deh berasa kalau koneksi internet yang bagus itu dibutuhkan banget. Dan, akan sangat bagus kalau hapenya juga mendukung.

Makanya, saya mulai lebih mencari tahu lagi. Dan, saya baru tau kalau otak dari smartphone atau phablet yang terbaik saat ini adalah yang chipnya qualcomm snapdragon. Berarti, gak bakal salah, dong, kalau saya memilih phablet ini. Otaknya aja udah smart. Berarti sekarang giliran saya juga harus semakin smart menggunakannya. Saya, sih, berharapnya rezeki akan semakin lancar kalau sampe bisa punya phablet ini. Karena memang mendukung banget buat kerja kelihatannya. Untuk semakin menjadi blogger dengan kerja yang profesional, saya berharap peralatan 'perang' yang saya miliki harus mendukung. Salah satu caranya dengan memiliki Samsung GALAXY Note Edge.

Semogaaaa.. Samsung GALAXY Note Edge bisa menjadi milik saya. Aamiin :)



Artikel ini untuk diikutsertakan dalam lomba Samsung GALAXY Note Edge

Monday, March 16, 2015

Baygon Liquid Elektrik, Salah Satu Tip Agar Anak Tidur Nyenyak

Wali kelas: "Bunda, sepertinya, akhir-akhir ini nilai akademis Keke menurun. Perilakunya juga agak berubah. Menjadi lebih pendiam."

Begitulah, isi watsapp wali kelas Keke. Saya menjawab kalau kemungkinan Keke sedang kelelahan karena akhir-akhir ini dia terkena batuk dan pilek yang lumayan lama. Tidur malamnya pun menjadi kurang nyenyak.

Kurang tidur -> Susah bangun pagi -> Badan menjadi lemas -> Malas beraktivitas -> Sulit berpikir -> Stress meningkat -> Mudah emosi

Kualitas tidur memang bisa mempengaruhi mood dan juga berpikir. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun ketika kurang tidur akan merasa tidak semangat untuk melakukan berbagai aktivitas. Berpikir pun jadi malas.

Kalau penyebabnya karena sakit, seperti yang dialami Keke, yang saya lakukan adalah menyembuhkan penyakitnya. Tapi, bagaimana kalau penyebabnya karena kebiasaann? Anak susah diajak tidur. Padahal, saya meyakini kalau tidur cukup itu berkaitan erat dengan kecerdasan anak.

Bagaimana anak bisa semangat beraktivitas, kalau untuk bangun pagi saja sudah sulit karena masih mengantuk? Bagaimana anak bisa berpikir kalau terus-terusan merasa ngantuk? Seperti cerita di awal paragraf, baru kena batuk pilek saja, Keke sudah menurun nilainya. Perilakunya juga berubah. Urusan tidur memang gak bisa dianggap sepele, nih.


Thursday, December 18, 2014

A Self Reflection: Bukan Saya Banget

Bagi saya, seluruh tulisan yang saya buat diblog saya adalah istimewa. Tapi, setelah saya lihat lagi tulisan saya sepanjang tahun 2014 diblog ini, ada satu tulisan yang 'bukan saya banget.'

Dihakimi Itu Rasanya... Adalah judul tulisan yang bukan saya banget. Setiap tulisan yang saya buat selalu apa adanya, sesuai yang saya alami. Tulisan yang saya pilih itu pun jga apa adanya. Hanya saja ada letupan rasa marah di postingan itu.

Saya selalu menghindari menulis ketika lagi emosi. Saya ingin menulis tentang hal gembira aja. Kalau seperti itu, apakah saya termasuk orang yang gemar pencitraan? Bisa iya, bisa tidak.

Buat saya, gak ada yang salah dengan pencitraan. Selama cerita gembira yang ditulis benar-benar kita alami. Bukan dibuat-buat supaya terkesan baik. Padahal kenyataannya gak seperti itu.


Tuesday, October 28, 2014

Di Hari Blogger Nasional, Saya Justru Tidak Menulis


Kemarin (27/10) adalah Hari Blogger Nasional. Pada hari itu, saya justru tidak menulis.

Hah? Emangnya harus gitu?

Ya, enggak juga, sih.Kebetulan udah beberapa waktu ini, semangat saya untuk menulis memang agak berkurang. Saya tau penyebabnya, tapi saya tidak bisa menceritakan disini karena bukan untuk konsumsi publik.

Biasanya, menulis (di blog) menjadi me time saya termasuk ketika sedang galau. Tapi kali ini saya justru ingin melupakan kegalauan ini dengan menghibur diri menikmati berbagai tontonan seperti CSI NY, CSI, Unforgetable, Storage war, NCIS, Photo Face-Off, berbagai film di HBO dan Lifetime, dan masih banyak lagi. Bisa dibilang, kali ini saya lebih banyak berada di depan tv untuk menikmati semua tayangan tersebut.

Linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...