Thursday, July 3, 2014

Indonesia Tanah Air Beta

"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga. Terima kasih, ya, Allah. Surya Kencana! I love you, Indonesiaku!" seru salah seorang pendaki ketika akhirnya sampai di alun-alun Surya Kencana, Gunung Gede.

Saya yang saat itu sedang duduk di dalam tenda sambil membaca buku, tersenyum tipis mendengar seruan tersebut. Lambat laun air mata saya menetes mendengar seruan tersebut.

Cengengkah saya? Ya, mungkin. Saya memang gampang sekali terharu. Tapi, saya sangat setuju dengan seruan pendaki tersebut. Indonesia memang sangat layak untuk dicintai.

Ingatan saya kembali ke beberapa bulan lalu...

Salah seorang teman yang tinggal di negeri kincir angin pernah berkata sejak tinggal di luar negeri, setiap mendengar lagu Tanah Air, selalu menitikkan air mata. Dan, setiap mendengar lagu itu juga, semakin merasakan kalau dirinya itu ternyata sangat cinta dengan Indonesia.

Tanah Airku tidak kulupakan
Kan terkenang sepanjang hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang ku cintai
Engkau ku hargai

Walaupun banyak negeri ku jalani
Yang mashyur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah ku rasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau ku dambakan

Tidak hanya satu orang teman saya yang berkata seperti itu. Ada beberapa teman saya yang sekarang tinggal di luar negeri pun berkata serupa.

Saya pernah baca di salah satu blog *sayang saya lupa dimana, tapi penulis blog ini lama tinggal di luar negeri. Katanya siiihh... ketika ingin membanding Indonesia dengan negara lain, jangan hanya melalui media. Datangi dan rasakan juga negara tersebut. Itu pun jangan hanya sekedar wisata, dan hanya mendatangi tempat-tempat indah di negara tersebut.

Ketika kita berwisata ke luar negeri, kita hanya mengunjungi tempat-tempat yang indah. Jarang ada orang berwisata ke tempat-tempat yang kumuh. Melihat sesuatu yang indah setelah bepergian dari luar negeri, kemudian membandingkan dengan yang jelek di negara sendiri. Itu bukan 'apple to apple' namanya. Jadi, tinggalah cukup lama di negara tersebut. Nikmati suka-dukanya, maka baru kamu bisa menilai dan membandingkan.

Hal ini membuat saya sempat berpikir, apakah ini artinya semua orang harus pindah ke luar negeri dulu untuk kemudian baru sadar kalau ternyata cinta dengan Indonesia? Tidak! Hati kecil saya pun menolak.

Kembali ke cerita perjalanan mendaki gunung gede...

Selama 2 hari 1 malam saya berada di sana, tidak sekalipun saya mendengar berita tentang panasnya politik. Semua saling membantu, bercanda, dan mengagumi keindahan alam. Ah, kemana nih semua pembicaran tetang politik dan situasi Indonesia yang katanya memprihatinkan itu. Pembicaraan yang seringkali panas di berbagai media bahkan media sosial? Saya sama sekali tidak merasakan hal itu. Telinga dan pikiran saya benar-benar merasa tentram selama di sana.

Satu-satunya pembicaraan politik adalah ketika porter yang membantu kami bercerita kalau saat pemilihan adalah saatnya pesta rakyat dikampungnya. Porter tersebut bercerita tentang kemeriahan saat pemilihan.

"Yang ikut milih paling cuma 40%, Bu. Tapi, yang ikut pesta bisa sekampung. Seru, Bu. Cuma kalau pilpres sekarang kemungkinan sepi. Karena pilpresnya pas bulan puasa."

Saya pun tertawa. Saya gak mau melanjutkan pembahasan kenapa banyak yang golput. Saya tertawa dan menanggapi ceritanya tentang kemeriahan apa aja yang terjadi saat musim pemilihan. Seru banget ternyata, bener-bener kayak pesta rakyat

Dan, bicara tentang pesta rakyat di sana, gak cuma saat pemilihan aja, lho. Bahkan saat penerimaan rapor juga begitu.

"Saat terima rapor, orang tua disini pada semangat, Bu. Meriah karena ada panggung. Yang tampil bukan anak-anaknya, tapi orang tuanya. Bisa semalam suntuk, mana ada dangdutan. Belum lagi banyak tukang jualan."

Lagi-lagi saya tertawa. Bayangkan aja dalam setahun, di kampung tersebut bisa beberapa kali mengadakan tradisi seperti pesta rakyat. Pileg/pilpres (kalau ini sih gak setiap tahun, ya), rapotan, hari raya, dan agustusan selalu ada pesta rakyat. Udah tradisi, katanya. Sepertinya bahagia banget semua penduduknya. :)

Setelah mendaki selama 8 jam lamanya, maklum aja... saya kan pendaki pemula plus faktor 'U' pula hahaha, akhirnya kami menemukan 'surga'. Surga yang bernama alun-alun Surya Kencana, ketinggian 2615 mdpl. Perjalanan yang meletihkan selama berjam-jam, pupus sudah. Saya speechless... Indah banget! Dan, ini ada di Indonesia!!

Gak cuma di alun-alun Surya Kencana, saya tidak mampu berkata-kata. Menikmati sunrise di pananjakan, Bromo. Cahaya 'surga' goa jomblang, sekaligus hutan purbanya. Indah semuanya!

Katanya, hanya ada 2 goa di dunia ini yang mempunyai ray of light, yaitu di Indonesia (Goa Jomblang) dan Belgia. Daripada jauh-jauh ke Belgia, kenapa gak menikmati yang ada di Indonesia saja?

Apa cita-citamu?

Waktu kecil, setiap kali ditanya tentang cita-cita, saya selalu menjawab ingin menjadi arsitek. Jawaban yang tidak pernah berubah sampai saya SMA. Kayaknya orang tua saya pun mulai percaya, kelak salah seorang anaknya akan menjadi 'tukang insinyur'. Tapi, gak tau kenapa, ketika lulus SMA, tiba-tiba saya malah memilih jurusan ekonomi. *mendadak berubah tanpa sebab

Cita-cita saya memang berubah, bahkan sekarang pun saya jadi ibu rumah tangga. Tapi, yang belum berubah sampe sekarang adalah salah satu keinginan terbesar saya. Ingin keliling Indonesia dan menikmati keindahan alamnya.

Perjalanan saya menikmati keindahan Indonesia masih sangat minim jumlahnya Gak apa-apa, lah. Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit, kan. Saya yakin banyak sekali tempat yang sangat indah di Indonesia yang ingin saya kunjungi. Banyak kuliner daerah yang ingin saya nikmati. Banyak tradisi di berbagai daerah yang ingin saya tonton.

Akan kemana langkah kaki kami sekeluarga selanjutnya? Belum tau. Insya Allah, masih ingin jalan-jalan di Indonesia aja.
Lokasi foto: Alun-alun surya kencana. Padang rumput edelweiss terbesar di Indonesia (50ha)

Indonesia = keluarga

Ketika saya menghadiri seminar parenting dengan Pak Arief Rahman sebagai pembicaranya. Beliau bilang kalau setiap negara sebetulnya ada plus minusnya. Tapi bedanya, negara lain pintar menutupi kekurangan yang dimiliki dan mengekspose kelebihan. Sedangkan di Indonesia, kekurangan yang ada bisa dikuliti habis oleh anak bangsa di berbagai media. Kelebihannya kurang terekspose.

Saat itu, Pak Arief mencontohkan negara Jepang karena merasa punya banyak kenalan orang Jepang di sana. Sebetulnya Jepang pun punya beberapa kekurangan. Tapi, kenapa banyak warga kita yang mengidolakan Jepang? Karena negara Jepang pintar menutupi kekurangannya dan selalu menonjolkan kelebihan yang dimiliki kepada dunia.

Hmm... bener juga, sih. Kenapa kita gak berpikir kalau Indonesia itu seperti keluarga. Bayangkan, kalau kita kecewa dengan keluarga, trus kita selalu mengumbar rasa kecewa terhadap keluarga kepada umum. Selalu menguliti kejelekan keluarga sendiri. Apakah mereka yang di luar sana akan bersimpati dengan rasa kecewa kita?

Mungkin iya. Tapi, di sisi lain juga akan banyak orang yang berpikir, "Wah, ternyata mereka keluarga yang kacau-balau." Dan, gak menutup kemungkinan keluarga-keluarga lain pun enggan mendekat ke keluarga kita karena ulah kita yang terlalu sibuk menguliti keburukan keluarga sendiri. Kalau udah begini, kita juga yang rugi, nama kita pun ikut tercemar karena ulah sendiri.

Bukannya kita gak boleh curhat atau mengkritik, tapi belajar proporsional, yuk! Atau malah lebih bagus kalau kita lebih fokus sama kelebihan yang dimiliki Indonesia. Memang geram rasanya mendengar berita korupsi, pelecehan, tawuran, dna berbagai cerita negatif lainnya. Tapi, jangan jadikan kegeramanmu untuk kemudian dengan mudahnya menganggap kalau Indonesia adalah negara gagal.

Kecuali kamu sudah sangat membenci keluarga mu, mungkin kamu akan dengan tega menguliti segala keburukannya. Tapi, kalau masih ada rasa peduli dan cinta, mari kita bersikap lebih bijaksana. 

Tidak sulit mencintai Indonesia

Saya yakin, tidak sulit mencintai Indonesia. Asal mau dan tau caranya, kok. Dan, saya yakin gak perlu juga tinggal di luar negeri dahulu untuk bisa mengakui kalau cinta dengan Indonesia. Apapun yang terjadi, niatkan juga dalam hati untuk terus cinta sama Indonesia, ya!

Tanah ku yang kucintai
Engkau ku hargai

Lagu Tanah Air, kembali terngiang-ngiang di kepala saya. Saya pun kembali menitik air mata... *cengeng sekali saya, ya ;)

19 comments:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
    Dicatat sebagai peserta
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  2. Setuju..kita sbg warga negara yg harus menunjukkan betapa indah n besarnya negara ini ^^

    ReplyDelete
  3. Jd kangeen naek gunung ....
    Gutlak ya, mak :)

    ReplyDelete
  4. keren banget mak..postingannya...aku juga pengen naik2 gunung..seumur hidup beu pernah..apalagi keliling indonesia...hiks :(

    ReplyDelete
  5. Siip... keren, Chi! Setuju... lagu Tanah Air ini memang benar2 membangkitkan rasa cinta kita kpd Bangsa ini.. kalau bukan kita, siapa lagi yg mencintainya? #ups, bukan kampanye lhoo.. sueer.. hehe... Sukses di GA Pakde yaa...

    ReplyDelete
  6. uhukk kenapa aku ikut netes mata ya mak wekekek
    bener banget, jalan-jalan keluar aja kangen mulu sama indonesia apalagi yg pada tinggal di luar ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hiks... aku juga ikutan menitikkan air mata. Tapi bener banget spt kata mak Shinta, jalan-jalan keluar negeri, hanya jalan2 aja, bukan tinggal menetap lho, udah bikin aku ga betah dan kangen banget akan negeri sendiri. Indonesia, sungguh, aku bangga dengan negeriku. #ProudToBeIndonesian.
      Sukses utk ngontesnya ya, Mak. Keren postingannya.

      Delete
  7. Tonjokan telak euy! Aku yang hobi keluyuran belum pernah mendaki gunung beneran, ehh.. perempuan penulis ini suda main panjat sana panjat sini aja di pegunungan Indonesia.. Aku iri!
    Semangat bertualang,
    menyusuri alam,
    tak lupa pijakan ilalang,
    tuk berpulang,

    Salam Mystupidtheory

    ReplyDelete
  8. saya paling cengeeeng mak kalau mendengar lagu ini...makin jauh dari tanah air, makin tebal rasa cinta ini :)...sukses GAnya yaaa...

    ReplyDelete
  9. Kereen, kapan saya bisa ajak bintang adventure...

    ReplyDelete
  10. Aku juga suka terharu plus mewek kalau dengar/nyanyi lagu Tanah Airku.
    Seberapa buruknya Indonesia (kata orang sekarang ini), Indonesia tetaplah tanah tumpah darah :)

    ReplyDelete
  11. Sukses ya mbak untuk GA nya,
    kalo ke bromo lagi koling2 aku mbak, bromo kn deket tmpt tinggalku.
    salam dari Malang.

    ReplyDelete
  12. Lagu favoritku juga nih mak, iya sih tunjukkan kelebihan negeri kita jangan saling menghujat.

    Sukses ya mak Ga nya :)

    ReplyDelete
  13. Aku belum pernah naik gunung...
    Waktu merantau dulu, terasa sekali indahnya keunikan Indonesia. Jadi semakin cinta sama tanah air :')
    Moga sukses buat GA-nya ya mak ^_^

    ReplyDelete
  14. Iya mbak Chi, semakin banyak ngebolang semakin cinta Indonesia ya :))
    Gudlak ngontesnya mbak.

    ReplyDelete
  15. datang berkunjung kemari menyimak postingannya, selamat menunaikan ibadah puasa dan sebentar lg hari fitri akan tiba, sebelumnya saya mengucapkan minal aidin walfaidin mohon maaf lahir batin ya bu ^_^

    ReplyDelete
  16. sukses selalu ya bu, selamat menunaikan ibadah puasa dan mohon maaf lahir bathin, jangan lupa kumbal nya ya bu

    ReplyDelete
  17. singgah, sambil mengucapkan met puasa dan minal aidzin walfaidzin

    ReplyDelete
  18. I am questioning that during this time you must deliver a try and this new app DU Browser Premium Apk which is now maximum trending app inside the global.

    ReplyDelete

Linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...